Bikin Chris Hemsworth Dihantui Alzheimer, Ini Fakta-faka Gen APOE4
Aktor Chris Hemsworth blak-blakan tengah dihantui alzheimer, penyakit otak yang bisa menurunkan kualitas hidup pengidapnya. Kondisinya itu diketahui saat dia syuting dokumenter Limitless pada November 2022.
Chris Hemsworth memiliki dua salinan gen APOE4, satu dari masing-masing orang tuanya, yang diketahui meningkatkan risiko alzheimer.
Gen tertentu dapat meningkatkan risiko terkena demensia, termasuk penyakit Alzheimer. Salah satu faktor risiko genetik yang paling signifikan adalah bentuk gen apolipoprotein E yang disebut APOE4.
Sekitar 25 persen orang membawa satu salinan APOE4, dan 2 hingga 3 persen membawa dua salinan. APOE4 merupakan gen faktor risiko terkuat penyakit Alzheimer, meski mewarisi APOE4 bukan berarti seseorang pasti akan terserang penyakit tersebut.
Apa itu Gen APOE4?
Dikutip dari laman WebMD, Salah satu fungsi penting dari protein apolipoprotein E(APOE), yang dikodekan oleh gen APOE, adalah membawa dan terlibat dalam metabolisme kolesterol dan terlibat dalam perbaikan neuron di otak.
"APOE juga melakukan banyak fungsi lain, termasuk mengikat beta-amyloid, yang terlibat dalam pembentukan plak di otak dan cedera saraf, dan berhubungan dengan penyakit Alzheimer," beber pakar penyakit alzheimer dari Drug Discovery Foundation Howard Fillit.
Gen APOE4 mengkode bentuk APOE yang bermutasi dan merupakan salah satu faktor risiko genetik paling signifikan untuk terkena penyakit Alzheimer. Sekitar 5 persen populasi memiliki dua gen APOE4, dan sekitar 15 persen populasi membawa satu salinan gen APOE4.
Memiliki dua salinan meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer sekitar 15 persen, dan orang dengan dua salinan mungkin mulai mengalami gejala 10 tahun lebih awal.
Dalam beberapa kasus, jika seseorang memiliki gejala Alzheimer pada usia dini dan memiliki riwayat keluarga Alzheimer yang kuat, ahli saraf atau spesialis medis lainnya mungkin akan melakukan tes genetik untuk APP, PSEN1, dan PSEN2.
Meskipun tes APOE juga tersedia, hasilnya tidak dapat sepenuhnya memprediksi siapa yang akan atau tidak akan mengidap Alzheimer. Sebaliknya, jenis pengujian ini digunakan terutama dalam pengaturan penelitian untuk mengidentifikasi peserta penelitian yang mungkin memiliki peningkatan risiko terkena Alzheimer.
