Simak! Begini Tips Menjaga Gigi dan Mulut Supaya Nggak Bau saat Puasa
Puasa adalah waktu saat seseorang menahan untuk tidak makan dan minum mulai fajar hingga menjelang petang. Dengan kata lain, puasa mengharuskan seseorang menahan lapar dan haus selama belasan jam. Kondisi ini tentu membuat mulut akan lebih mudah kering dan berbau.
Bau mulut saat puasa sebenarnya adalah kondisi normal. Meski begitu, kondisi ini kerap menimbulkan rasa tidak percaya diri. Karenanya, tak sedikit orang yang ingin tahu bagaimana sih cara menghilangkan bau saat puasa.
Dokter gigi dari Pengurus Besar PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia), drg Paulus Januar, MS, CMC, menjelaskan bau mulut disebut juga halitosis atau oral malador. Pada orang yang melaksanakan puasa, cenderung terjadi peningkatan bau mulut.
drg Paulus menjelaskan, bau mulut dapat terjadi karena faktor fisiologis (faal tubuh) yakni kurangnya aliran air liur hingga mulut menjadi kering dan menimbulkan bau yang kurang sedap.
Tak hanya itu, bau mulut juga dapat terjadi karena adanya gas VSCs (Volatile Sulfur Compounds) yang diproduksi bakteri anaerob gram negatif. Bakteri tersebut terutama terdapat pada pangkal lidah, namun bisa juga terdapat bagian gigi yang berlubang, pada karang gigi, pada pengidap penyakit jaringan penyangga gigi, dan juga mungkin di celah-celah gigi.
Bau mulut dapat menimbulkan masalah pada pergaulan sosial dan juga permasalahan psikologis, seperti perasaan malu, tertekan, dan rendah diri pada orang yang mengalaminya.
"Data epidemiologis dari beberapa negara di dunia menunjukkan dalam keadaan biasa yakni tidak sedang berpuasa saja, bau mulut terdapat pada 20 persen hingga 50 persen dari seluruh penduduk. Beberapa literatur menyebutkan bahwa keluhan bau mulut merupakan penyebab ke tiga orang berkunjung untuk berobat ke dokter gigi setelah karies gigi dan penyakit jaringan penyangga gigi (jaringan periodontal)," ucapnya saat dihubungi detikcom, Selasa (12/3/2024).
"Bau mulut juga dapat timbul dari makanan dan minuman yang dikonsumsi seperti bawang putih, petai, jengkol, dan mengkonsumsi minuman beralkohol," imbuhnya.
"Berpuasa berarti tidak mengkonsumsi makanan dan minuman dalam kurun waktu yang cukup panjang. Keadaan ini dapat meningkatkan risiko meningkatnya bau mulut," sambungnya.
Namun apabila penyebab bau mulut yang dialami karena gas VSCs yang diproduksi bakteri anaerob gram negatif saat tak makan dan minum pada waktu puasa, maka cara mengatasinya dengan sering berkumur untuk menghilangkannya, yang dilakukan terutama bila dirasakan mulut mulai berbau.
Bagaimana cara mengatasi bau mulut saat berpuasa?
drg Paulus menjelaskan, tidak makan dan minum dalam waktu yang cukup panjang akan menyebabkan kelenjar air liur tak mengalami rangsangan hingga memicu berkurangnya aliran air liur.
"Berkurangnya aliran air liur mengakibatkan penurunan fungsi membersihkan jaringan mulut hingga cenderung meningkatkan bau mulut fisiologis serta juga berkurangnya rasa segar di jaringan mulut. Cara mengatasinya adalah dengan sering berkumur, terutama bila mulut terasa kering," katanya.
Sayangnya, kondisi yang satu ini seringkali dengan berkumur saja tidak cukup. Bakteri yang terutama terdapat pada pangkal lidah perlu dihilangkan dengan cara membersihkan pangkal lidah pada waktu menyikat gigi pada daerah tersebut. Pada waktu menyikat gigi selain membersihkan jaringan gigi juga disertai dengan menyikat untuk membersihkan lidah.
"Agar efektif membersihkan lidah kemudian dikembangkan alat yang berfungsi mengerok untuk membersihkan jaringan tersebut. Peralatan tersebut disebut tongue scraper. Bahkan kini juga terdapat sikat gigi yang tangkainya dapat berfungsi sebagai tongue scraper," jelasnya.
"Bila akumulasi bakteri anaerob gram negatif terdapat pada karang gigi maka perlu dilakukan perawatan pembersihan karang gigi yang di klinik gigi. Sedangkan bila akumulasi bakteri terdapat pada gigi yang berlubang ataupun pada kelainan jaringan penyangga gigi maka perlu dilakukan perawatan oleh dokter gigi," sambungnya.
Selain cara di atas, hal lain yang dapat dilakukan untuk menghindari bau mulut yakni jangan mengonsumsi makanan yang dapat menimbulkan bau mulut, misalnya bawang putih petai dan jengkol dalam jumlah yang banyak, khususnya pada waktu sahur.
Serupa, spesialis penyakit mulut, drg Ratna Kumala Indrastiti, SpPM Subsp Inf (K) mengatakan menyikat gigi setiap atau setelah sahur dan malam sebelum tidur adalah hal yang perlu dilakukan. Ketika menggosok gigi, jangan lupa menggunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi.
Apabila keadaan mendesak dan harus menyikat gigi di sing hari saat berpuasa, maka dapat menggunakan siwak atau menyikat gigi tanpa pasta atau odol.
drg Ratna juga menyarankan untuk menghindari makanan-makanan manis dan lengket. Pasalnya, makanan-makanan tersebut biasanya sulit untuk dibersihkan dari gigi hingga dapat memicu pertumbuhan bakteri.
"Hindari makan makanan yang berbau menyengat. Makanan seperti petai, jengkol, durian dan bawang baunya sukar hilang dan baunya akan tetap ada selama seseorang berpuasa," katanya.
"Menyikat lidah. Pada lidah terdapat bagian menonjol yang dinamakan papila, struktur anatomis dari papila menyebabkan sisa makanan lebih mudah mengumpul pada area tersebut sehingga menjadi tempat yang strategis bagi pertumbuhan mikroorganisme dan berisiko menimbulkan bau mulut," ucapnya saat dihubungi detikcom, Selasa (12/3).
"Minum air putih yang cukup, sekitar 8 - 10 gelas atau 1,5 - 2 liter per hari, dari mulai berbuka puasa hingga sahur. Perbanyak konsumsi sayur dan buah terutama buah-buahan yang banyak mengandung air. Stop kebiasaan merokok!" lanjutnya.